Nomor 1
Jika A(x)=12(px−p−x) dan B(x)=12(px+p−x)
denga p>1 , maka B(nx)=....
(A) (B(x)−A(x))1n+A(xn)
(B) (B(x)−A(x))1n+A(nx)
(C) (B(x)−A(x))n+A(nx)
(D) (A(x)−B(x))n+A(nx)
(E) (A(x)−B(x))n+A(xn)
(A) (B(x)−A(x))1n+A(xn)
(B) (B(x)−A(x))1n+A(nx)
(C) (B(x)−A(x))n+A(nx)
(D) (A(x)−B(x))n+A(nx)
(E) (A(x)−B(x))n+A(xn)
♣ Menentukan B(nx)
B(x)=12(px+p−x)B(nx)=12(pnx+p−nx) ...pers(i)
Karena pada pilihannya dalam bentuk A(nx) atau A(xn) , maka pers(i) harus diubah atau dimodifikasi menjadi bentuk A(nx) atau A(xn) .
♣ Memodifikasi pers(i)
B(nx)=12(pnx+p−nx)B(nx)=12(pnx)+12(p−nx)B(nx)=12(pnx)+p−nx−12(p−nx)B(nx)=p−nx+12(pnx−p−nx)B(nx)=p−nx+A(nx) ...pers(ii)
♣ Memodifikasi bentuk p−nx
p−nx=(p−x)n=(12.p−x+12.p−x)n=(12.p−x+12.p−x+12.px−12.px)n=(12.px+12.p−x−12.px+12.p−x)n=(12(px+p−x)−12(px−p−x))np−nx=(B(x)−A(x))n ...pers(iii)
♣ Substitusi pers(iii) ke pers(ii)
B(nx)=p−nx+A(nx)B(nx)=(B(x)−A(x))n+A(nx)
Jadi, diperoleh bentuk B(nx)=(B(x)−A(x))n+A(nx).♡
B(x)=12(px+p−x)B(nx)=12(pnx+p−nx) ...pers(i)
Karena pada pilihannya dalam bentuk A(nx) atau A(xn) , maka pers(i) harus diubah atau dimodifikasi menjadi bentuk A(nx) atau A(xn) .
♣ Memodifikasi pers(i)
B(nx)=12(pnx+p−nx)B(nx)=12(pnx)+12(p−nx)B(nx)=12(pnx)+p−nx−12(p−nx)B(nx)=p−nx+12(pnx−p−nx)B(nx)=p−nx+A(nx) ...pers(ii)
♣ Memodifikasi bentuk p−nx
p−nx=(p−x)n=(12.p−x+12.p−x)n=(12.p−x+12.p−x+12.px−12.px)n=(12.px+12.p−x−12.px+12.p−x)n=(12(px+p−x)−12(px−p−x))np−nx=(B(x)−A(x))n ...pers(iii)
♣ Substitusi pers(iii) ke pers(ii)
B(nx)=p−nx+A(nx)B(nx)=(B(x)−A(x))n+A(nx)
Jadi, diperoleh bentuk B(nx)=(B(x)−A(x))n+A(nx).♡
Nomor 2
Diberikan kubus ABCD.EFGH dengan panjang rusuk 3p. Titik-titik P, Q, dan R masing-masing pada FB, FG, dan AD
sehingga BP = GQ = DR = p . Jika S adalah titik potong bidang yang melalui P, Q, dan R dengan rusuk DH, maka jarak
dari S ke P adalah .....
♠ Gambar bidang irisannya
Perpotongan bidang yang melalui titik P, Q, dan R dengan rusuk DH adalah Bidang irisan (bidang VPQZSR) dengan rusuk DH yaitu di titik S.
Ternyata jarak DS sama dengan BP , sehingga jarak SP sama saja dengan jarak BD yaitu panjang diagonal sisi.
Misal panjang rusuknya adalah s dengan s=3p
♠ Menentukan jarak S ke P
jarak S ke P = Panjang BD (Diagonal sisi) =s√2=3p√2
Jadi, jarak S ke P adalah 3p√2.♡
Perpotongan bidang yang melalui titik P, Q, dan R dengan rusuk DH adalah Bidang irisan (bidang VPQZSR) dengan rusuk DH yaitu di titik S.
Ternyata jarak DS sama dengan BP , sehingga jarak SP sama saja dengan jarak BD yaitu panjang diagonal sisi.
Misal panjang rusuknya adalah s dengan s=3p
♠ Menentukan jarak S ke P
jarak S ke P = Panjang BD (Diagonal sisi) =s√2=3p√2
Jadi, jarak S ke P adalah 3p√2.♡
Nomor 3
Banyaknya akar real f(t)=t9−t adalah ... buah.
♠ Bentuk pemfaktoran :
p2−q2=(p−q)(p+q) atau pn−1=(pn/2−1)(pn/2+1)
dengan n genap
♠ Untuk menentukan akar-akarnya, maka f(t)=0
f(t)=0t9−t=0t(t8−1)=0t(t4−1)(t4+1)=0t(t2−1)(t2+1)(t4+1)=0t(t−1)(t+1)(t2+1)(t4+1)=0
♠ Sehingga akar-akarnya:
t=0,t=1,t=−1 dan t2=−1 (tidak real) serta t4=−1 (tidak real).
Jadi, akar-akar realnya ada tiga yaitu 0, 1, dan -1. ♡
p2−q2=(p−q)(p+q) atau pn−1=(pn/2−1)(pn/2+1)
dengan n genap
♠ Untuk menentukan akar-akarnya, maka f(t)=0
f(t)=0t9−t=0t(t8−1)=0t(t4−1)(t4+1)=0t(t2−1)(t2+1)(t4+1)=0t(t−1)(t+1)(t2+1)(t4+1)=0
♠ Sehingga akar-akarnya:
t=0,t=1,t=−1 dan t2=−1 (tidak real) serta t4=−1 (tidak real).
Jadi, akar-akar realnya ada tiga yaitu 0, 1, dan -1. ♡
Nomor 4
Tujuh anak laki-laki dan tiga perempuan akan duduk berdampingan dalam satu baris. Peluang kedua ujung ditempati anak laki-laki
dan tidak ada anak perempuan duduk berdampingan adalah .....
♠ Ada 7L dan 3P duduk berdampingan, sehingga n(S)=10!
Pada kasus orang duduk, urutan atau letak diperhatikan sehingga menggunakan permutasi. Rumus : Pnr=n!(n−r)!
♠ Susunan agar kedua ujung ditempati anak laki-laki dan tidak ada anak perempuan duduk berdampingan, ada dua kemungkinan :
Keterangan Kasus I :
*). dua anak laki-laki dipilih dari 7 anak laki-laki untuk menempati kedua ujung , ada P72=7!(7−2)!=7!5!=7.6 cara
*). agar tidak ada anak perempuan berdampingan, maka 8 posisi yang ditengah harus dikelompokkan seperti gambar kasus I menjadi lima kelompok dengan tiga kelompok berpasangan (ada anak laki dan perempuan dengan perempuan didepan dan laki-laki dibelakangnya).
*). lima kelompok yang ada bisa diacak urutannya , ada 5! cara.
*). karena lima kelompok sudah diacak, maka tinggal menentukan tiga anak laki-laki dari 5 anak laki-laki untuk berpasangan dengan tiga anak perempuan, ada P53=5!(5−3)!=5!2!=5.4.3
total cara I = P72.5!.P53
Keterangan kasus II :
*). kasus II mirip dengan kasus I, hanya saja untuk kelompok yang berpasangan urutannya dibalik yaitu laki-laki dulu baru perempuan.
total cara II = P72.5!.P53
♠ Sehingga total cara :
n(A)= total cara I + total cara II
n(A)= = 2.(P72.5!.P53) = 2.7.6.5!.5.4.3
♠ Menentukan peluang P(A)
P(A)=n(A)n(S)=2.7.6.5!.5.4.310!=2.7.6.5!.5.4.310.9.8.7.6.5!=16
Jadi, peluangnya adalah 16.♡
Pada kasus orang duduk, urutan atau letak diperhatikan sehingga menggunakan permutasi. Rumus : Pnr=n!(n−r)!
♠ Susunan agar kedua ujung ditempati anak laki-laki dan tidak ada anak perempuan duduk berdampingan, ada dua kemungkinan :
Keterangan Kasus I :
*). dua anak laki-laki dipilih dari 7 anak laki-laki untuk menempati kedua ujung , ada P72=7!(7−2)!=7!5!=7.6 cara
*). agar tidak ada anak perempuan berdampingan, maka 8 posisi yang ditengah harus dikelompokkan seperti gambar kasus I menjadi lima kelompok dengan tiga kelompok berpasangan (ada anak laki dan perempuan dengan perempuan didepan dan laki-laki dibelakangnya).
*). lima kelompok yang ada bisa diacak urutannya , ada 5! cara.
*). karena lima kelompok sudah diacak, maka tinggal menentukan tiga anak laki-laki dari 5 anak laki-laki untuk berpasangan dengan tiga anak perempuan, ada P53=5!(5−3)!=5!2!=5.4.3
total cara I = P72.5!.P53
Keterangan kasus II :
*). kasus II mirip dengan kasus I, hanya saja untuk kelompok yang berpasangan urutannya dibalik yaitu laki-laki dulu baru perempuan.
total cara II = P72.5!.P53
♠ Sehingga total cara :
n(A)= total cara I + total cara II
n(A)= = 2.(P72.5!.P53) = 2.7.6.5!.5.4.3
♠ Menentukan peluang P(A)
P(A)=n(A)n(S)=2.7.6.5!.5.4.310!=2.7.6.5!.5.4.310.9.8.7.6.5!=16
Jadi, peluangnya adalah 16.♡
Nomor 5
Nilai maksimum f(x)=2x+√p−4x adalah 132. Nilai f(2)+f′(2) adalah ....
♣ Konsep turunan bentuk akar
y=√g(x)→y′=g′(x)2√g(x)
♣ Menentukan turunan fungsi f(x)
f(x)=2x+√p−4xf′(x)=2+−42√p−4xf′(x)=2−2√p−4x
♣ Fungsi f(x) maksimum, syaratnya : f′(x)=0
f′(x)=02−2√p−4x=02√p−4x=22√p−4x=2(bagi 2)√p−4x=1(kuadratkan)(√p−4x)2=12p−4x=1x=p−14
artinya fungsi f(x) maksimum pada saat x=p−14
♣ Substitusi x=p−14 ke fungsi f(x) diperoleh nilai maksimum
x=p−14→f(x)=2x+√p−4xfmaks(p−14)=1322.(p−14)+√p−4.(p−14)=132p−12+1=132(kali 2)p−1+2=13p=12
Sehingga fungsinya : f(x)=2x+√12−4x
dan turunannya : f′(x)=2−2√12−4x
♣ Menentukan hasilnya
f(2)+f′(2)=(2.2+√12−4.2)+(2−2√12−4.2)=(4+√12−8)+(2−2√12−8)=(4+√4)+(2−2√4)=(4+2)+(2−22)=6+(2−1)f(2)+f′(2)=7
Jadi, nilai f(2)+f′(2)=7.♡
y=√g(x)→y′=g′(x)2√g(x)
♣ Menentukan turunan fungsi f(x)
f(x)=2x+√p−4xf′(x)=2+−42√p−4xf′(x)=2−2√p−4x
♣ Fungsi f(x) maksimum, syaratnya : f′(x)=0
f′(x)=02−2√p−4x=02√p−4x=22√p−4x=2(bagi 2)√p−4x=1(kuadratkan)(√p−4x)2=12p−4x=1x=p−14
artinya fungsi f(x) maksimum pada saat x=p−14
♣ Substitusi x=p−14 ke fungsi f(x) diperoleh nilai maksimum
x=p−14→f(x)=2x+√p−4xfmaks(p−14)=1322.(p−14)+√p−4.(p−14)=132p−12+1=132(kali 2)p−1+2=13p=12
Sehingga fungsinya : f(x)=2x+√12−4x
dan turunannya : f′(x)=2−2√12−4x
♣ Menentukan hasilnya
f(2)+f′(2)=(2.2+√12−4.2)+(2−2√12−4.2)=(4+√12−8)+(2−2√12−8)=(4+√4)+(2−2√4)=(4+2)+(2−22)=6+(2−1)f(2)+f′(2)=7
Jadi, nilai f(2)+f′(2)=7.♡
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.